Analisis Pengaruh Sosial & Fasilitas Psikologi terhadap TIngkat Bunuh Diri di Indonesia
Semakin banyaknya kasus bunuh diri di Indonesia membuat kami sadar bahwa kesadaran akan kesehatan mental sangat lah penting, sehingga dibutuhkan solusi untuk menangani dan mencegah peningkatan kasus bunuh diri di Indonesia. Tujuan tugas akhir kami ini adalah untuk meningkatkan awareness masyarakat Indonesia dan mengetahui solusi ideal untuk Indonesia terkait penanganan kasus bunuh diri. Untuk memenuhi tujuan, kami melakukan pengolahan dataset yang berasal dari kaggle serta melakukan visualisasi yang secara umum menampilkan jumlah dan hubungan antara beberapa faktor yang memengaruhi tingkat bunuh diri. Berdasarkan hasil yang kami dapat, Indonesia perlu belajar dari beberapa negara yang terlihat berhasil menunjukkan tren penurunan tingkat bunuh diri.
Dalam mengolah analisis ini, kami menggunakan 5 dataset, yaitu ada dua dataset yang menjadi sumber nilai suicide rates dari banyak negara, yaitu master.csv dan Age standardized suicide rates.csv yang saling melengkapi satu sama lainnya serta 3 dataset lainnya yang berisi data faktor yang akan memengaruhi suicides rates, yaitu fasilitas mental hospitals, banyaknya psikiater, dan tingkat kebahagiaan negara. Data-data tersebut kami ambil melalui kaggle.
Visualisasi peta dunia sebagai langkah awal untuk mengetahui gambaran umum persebaran tingkat bunuh diri dunia. Peta dunia ini merepresentasikan rata-rata tingkat bunuh diri setiap negara dan kami mendapatkan gambaran bahwa Indonesia masih termasuk di tingkat bunuh diri yang rendah. Untuk itu dilakukan klasterisasi dan didapatkan hasil bahwa Indonesia termasuk pada klaster tingkat bunuh diri rendah. Tidak sampai di situ, apakah Indonesia sudah menjadi negara terbaik? Untuk mengetahuinya dilakukan visualisasi bar chart yang menunjukkan negara mana saja yang lebih baik dari Indonesia beserta tingkat bunuh dirinya.
Selanjutnya, kami membuat line chart untuk memperhatikan fluktuasi tingkat bunuh diri yang pengolahan datanya diolah berdasarkan gender serta diigunakan file yang telah diolah sebelumnya yang disimpan dalam bentuk csv. Kemudian, dataset tersebut disamakan formatnya, setelah itu, data dari seluruh tahun akan digabung dan dilakukan pembersihan data. Dataframe yang sudah bersih akan digunakan untuk pembuatan Line Chart. Line chart dengan banyak variabel divisualisasikan lebih mudah menggunakan seaborn. Dari sini, akan didapatkan negara-negara dengan fluktuasi monoton turun, naik, dan tentunya kontinu yang akan diolah ke matriks korelasi. Ada beberapa negara yang di-highlight, negara-negara tersebut adalah negara dengan tingkat bunuh diri yang selalu monoton turun dan ada di seluruh dataset yang diolah, yaitu Jordan, United Arab Emirates, Panama, dan Qatar, sehingga negara-negara tersebut adalah negara terbaik yang akan ditinjau untuk mencari solusi untuk Indonesia.
Kami berangkat dari 2 hipotesis untuk mencapai tujuan, yaitu negara memiliki tingkat bunuh diri rendah karena mereka memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi sehingga faktor fasilitas tidak terlalu memengaruhi, atau negara memiliki tingkat bunuh diri rendah karena fasilitas pendukungnya tinggi. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, maka dibuat matriks korelasi dengan meilakukan proses pemilihan data terlebih dahulu yang dibutuhkan dari 4 dataset dengan data negara yang tersedianya itu berbeda-beda, sehingga proses pemilihan datanya harus sangat berhati-hati, selanjutnya 4 kolom faktor (tingkat bunuh diri, mental hospitals rate, psikiater rate, dan happiness rate dari suatu negara) tersebut digabung dan dibuat matriks korelasi yang divisualisasikan dengan seaborn. Diketahui bahwa pada matriks korelasi, jika semakin gelap warna yang dihasilkan, maka kedua variabel yang ditinjau memiliki hubungan berbanding terbalik. Untuk warna yang terang, kedua variabel tersebut akan berbanding lurus. Peninjauan utama dilakukan pada baris pertama, Akan didapatkan bahwa semakin rendah tingkat bunuh diri, maka dibutuhkan tingkat kebahagiaan yg lebih tinggi dan mental hospitals & psikiater yang lebih banyak. Pada baris terakhir, akan didapatkan bahwa untuk membuat suatu negara menjadi semakin bahagia, dibutuhkan jumlah psikiater dan mental hospitals yang lebih banyak, sementara pada baris kedua dari bawah, akan didapatkan bahwa jika mental hospital diperbanyak, maka jumlah psikiater juga akan bertambah. Maka, faktor yang memengaruhi tingkat bunuh diri dari suatu negara, diurut dari yang paling berpengaruh adalah tingkat kebahagiaan, banyaknya mental hospitals, dan banyaknya psikiater dari suatu negara.
Dari data hasil Matriks Korelasi, dapat disimpulkan tiga aspek prioritas yang dapat dilakukan oleh Indonesia untuk menekan angka bunuh diri, yaitu dengan meningkatkan poin-poin yang menjadi parameter kebahagian pada suatu negara, kemudian melakukan peningkatan dan pemerataan fasilitas mental hospital di Indonesia, dan melakukan pencerdasan tentang penanganan mental issue pada masyarakat, sehingga diharapkan dengan visualisasi yang kami buat dapat meningkatkan kesadaran tentang penting nya kesehatan mental.
Project Author(s)
Muhammad Thoriq Ziyadatul Iman (18118004), Aloysius Bimo Prayogo (18118035), Annisabelia Firdaus (18118040)