December 7, 2020

632 words 3 mins read

Impact of Fiber Broadband: A Hype or a Reality?

Impact of Fiber Broadband: A Hype or a Reality?

”The Social-Economic Impact of Fiber broadband: A Hype or a Reality?” melakukan penelitian terhadap pengaruh fiber broadband untuk sosial dan ekonomi. Penelitian dikhususkan pada empat hal, yaitu tingkat pekerjaan, evolusi populasi, rata-rata pengurangan jarak mengemudi per kapita setiap tahun, dan terdaftarnya perusahaan baru setiap 1000 kapita di tingkat kota di Swedia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari 214 kota di Swedia pada tahun 2011-2015. Penelitian dilakukan dengan menggunakan multiple regression analysis.

Dengan berkembangnya teknologi fiber broadband, hampir setiap orang menggunakan internet di kehidupan sehari-hari. Banyak penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh teknologi broadband terhadap kehidupan sosial dan ekonomi dunia. Untuk broadband biasa (kecepatan 2-6 Mbps), penelitian menunjukan bahwa broadband membawa pengaruh positif, terutama pada GDP dan ketenagakerjaan suatu negara. Sedangkan untuk high speed broadband (kecepatan 20-30 Mbps dan lebih) penelitian menunjukan bahwa pengaruh lebih variatif dan kontroversial. Misal saja di Swedia, penelitian menunjukan bahwa meningkatknya jangkauan broadband pada rumah tangga menunjukkan pengaruh negatif terhadap tingkat pekerjaan di kota, sedangkan peningkatan jangkauan broadband pada workspace, hanya menunjukan sedikit pengaruh positif untuk pekerjaan. Karena masih terdapat variasi hasil, paper ”The Social-Economic Impact of Fiber broadband: A Hype or a Reality?” akan melakukan penelitian terhadap pengaruh broadband untuk sosial dan ekonomi dengan menggunakan multiple regression analysis. Data yang diambil berasal dari Swedia. Paper ini khususnya akan membahas pengaruh broadband terhadap tingkat pekerjaan, evolusi populasi, rata-rata pengurangan jarak mengemudi per kapita setiap tahun, dan terdaftarnya perusahaan baru setiap 1000 kapita di tingkat kota di Swedia.

Pada studi di paper ini, tahun (t) yang digunakan adalah tahun 2015 dan periode waktu (Δ𝑇) yang digunakan adalah 4 tahun, sehingga akan dimulai dari tahun 2011. Hal ini dilakukan mempertimbangkan bahwa waktu 4 tahun adalah waktu kira-kira yang dibutuhkan sebagian besar masyarakat untuk berlangganan layanan fiber setelah layanan tersebut dikembangkan. Di Swedia, perkembangan layanan optik berskala besar mulai di inisiasi tahun 2007, 4 tahun sebelum 2011, sehingga pada 2011 diperkirakan faktor sosial-ekonomi dan beberapa indikator lainnya sudah bisa cukup berkolerasi dengan perkembangan serat optik sebelumnya. Penetrasi layanan serat optik di Swedia pada tingkat kota sudah mencapai paling tinggi 88% di salah satu kota. Tapi persebarannya cukup tidak merata, di beberapa kota lainnya bahkan ada yang tingkat penetrasinya baru sekitar 8%. di paper ini, digunakan ambang bawah penetrasi sebesar 8,5%. Kota-kota yang memiliki tingkat penetrasi di bawah 8,5% tidak akan diikutkan pada penelitian. Akhirnya, sebanyak 214 kota memiliki tingkat penetrasi di atas 8,5% dan diikutsertakan pada analisis regresi.

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, peningkatan penetrasi layanan fiber broadband sebesar 10% akan menyebabkan 0,17% peningkatan populasi; kenaikan tingkat pekerjaan sebesar 0,32%; berkurangnya jarak mengemudi per kapita per tahun sepanjang 28,7 km; dan 0,056 pendaftaran perusahaan baru per tahun di antara 1000 penduduk, atau setara dengan satu perusahaan baru di antara 17.857 jiwa. Hasil yang diperoleh terkait ketenagakerjaan agak berkontradiksi dengan hasil yang didapat dari sebuah penelitian pada tahun 2007-2011. Pada paper “Business or pleasure: Broadband and employment in swedish municipalities 2007-2011” karangan E. Grenestam didapatkan bahwa penetrasi layanan fiber broadband berpengaruh negatif terhadap ketenagakerjaan. Hal tersebut terjadi karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyebaran jaringan akses fiber broadband skala besar di Swedia dimulai sekitar tahun 2007, dan bahkan pada tahun 2011, tingkat penetrasi ~ 25% kota berada di bawah 8%. Selain itu, diperlukan waktu agar penetrasi fiber broadband memiliki efek. Tingkat pekerjaan tidak akan meningkat bersamaan dengan penetrasi fiber broadband, terutama pada tahap awal penyebaran fiber broadband. Sebaliknya dalam penelitian ini, tingkat ketenagakerjaan diamati 4 tahun setelah 2011, dan kota dengan tingkat penetrasi yang lebih rendah dari 8% (76 kota) dihapus, sehingga potensi manfaat sosial ekonomi dari penetrasi fiber broadband dapat terlihat jelas. Paper sudah menarik dan cukup mudah dimengerti, hanya perlu diperjelas lagi bagian penjelasan tabel dan grafiknya. Paper dapat dikembangkan ke hal lain terkait sosial ekononomi (selain dari 4 hal yang telah dibahas).

Project Author(s)

Karisa Ardelia Hanifah (18117022)

comments powered by Disqus